Kamis, 01 November 2012

Hasil sosialisasi yang tidak sempurna



Menurut teori sosialisasi, perilaku manusia baik yang menyimpang maupun yang tidak dikendalikan oleh norma dan nilai yang dihayati, apabila sosialisasi tidak sempurna akan menghasilkan perilaku yang menyimpang.
Proses sosialisasi dapat dianggap tidak berhasil apabila individu tidak mampu mendalami norma-norama dalam masyrakat yang berlaku. Individu yang demikian tidak akan memiliki perasaan bersalah atau menyesal setelah melakukan pelanggaran hokum.

Sosialisasi yang tidak sempurna juga timbul karena nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi sehingga seseorang bertindak tanpa memperhitungkan risiko yang akan terjadi.
Perilaku menyimpang dapat merupakan produk sosialisasi baik disengaja maupun tidak disengaja . Orang tua guru maupun media masa mungkin tidak tidak bermaksud mendidik para remaja untuk melakukan penyimpangan. Namun mereka melakukan perilaku menyimpang karena belajar dari teman-teman pergaulannya , membaca buku melihat film dan lain-lain. Hal ini menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang akibat dari proses sosialisasi tidak sempurna..
Proses sosialisasi tidak sempurna dapat juga timbul karena cacat bawaan, kekurangan gizi, ataupun ganggua jiwa.

Selain itu sering kali masing-masing media sosialisasi dalam memberi pesan tidak sejalan, bahwa saling bertentangan satu sama lain. Akibatnya individu yang baru mengalami sosialisasi didalam dirinya akan timbul konflik pribadi.

Contoh perilaku menyimpang sebagai akibat sosialisasi tidak sempurna:

1. Misalnya, orang tua memberikan pesan agar anak tidak merokok. Namun anak berada dalam lingkungan pergaulan perokok.dengan berbagai dalih, pada akhirnya anakpun menjadi perokok.

2. Anak sulung perempuan dapat berperilaku seperti laki-laki sebagai akibat sosialisasi yang tidak sempurna di lingkungan keluarganya. Hal ini terjadi karena ia harus bertindak sebagai ayah, yang telah meninggal.

3. Dikehidupan kita, tayangan media yang mengeklusifkan tindakan kekerasan yang juga sebagai bentuk proses sosialisasi yang langsung mudah dicerna, hal ini merupakan bagian sosialisasi yang tidak sempurna ketika nilai utama yang ingin ditanamkan adalah perilaku pemaaf melalui sosialisasi disekolah, keluarga dan masyarakat.Nilai-nilai kebaikan yang ditawarkan oleh keluarga dan sekolah harus berhadapan dengan nilai-nilai lain yang ditawarkan oleh media massa, khususnya televisi. Proses sosialisasi seakan-akan tidak sempurna karena adanya saling pertentangan antara agen sosialisasi yang satu dengan agen yang lain, seperti antara sekolah dan keluarga berhadapan dengan media massa. Lama kelamaan seseorang akan terpengaruh dengan cara-cara yang kurang baik, sehingga terjadilah penyimpanganpenyimpangan dalam masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar